3 Fungsi Utama Asuransi Jiwa

Proteksi, Warisan dan Tabungan

image

Proteksi….

Sangat diperlukan untuk memproteksi diri sendiri terhadap kemungkinan terjadinya musibah penyakit kritis, yaitu sekelompok penyakit yang tergolong berat dan sulit disembuhkan. Antara lain: kanker, stroke, aneka penyakit jantung, gagal ginjal, gagal hati, tumor otak, dan meningitis bakteri.

Mengapa proteksi diperlukan? 

Pertama adalah karena biaya perawatan penyakit kritis sangat besar
Penyakit kritis adalah musibah yang dampak keuangannya paling besar bagi hidup seseorang dan keluarganya. Di sini kita tidak bicara biaya puluhan juta, tapi ratusan juta hingga miliaran. Berapa persenkah orang di dunia ini yang memiliki simpanan uang tunai ratusan juta hingga miliran?
Siapkan perlindungan bagi kita sendiri agar keluarga kita tidak perlu merasakan kesulitan kesulitan jika sampai harus berhadapan dengan petugas administrasi rumah sakit.

Kedua adalah kemungkinan hilangnya produktivitas (kemampuan bekerja atau mendapatkan penghasilan atau kemampuan dasar dalam hidup). Ini berarti seseorang menjadi kurang atau tidak berguna lagi. Bukan hanya itu, juga bisa merepotkan orang-orang di sekitarnya.

Asuransi penyakit kritis bisa melindungi 5 hal penting dalam hidup manusia. Misalnya seseorang memiliki asuransi penyakit kritis dengan uang pertanggungan 1 miliar, maka ada 5 hal yang saat itu telah terlindungi.

  1. Tabungan. Dengan uang tunai 1 miliar, tabungannya aman. Jika terkena penyakit kritis, tidak perlu mengorbankan tabungan. Kalaupun untuk sementara tabungan harus dipakai, ada penggantinya ketika klaim penyakit kritis telah disetujui.
  2. Aset. Dengan uang tunai 1 miliar, aset-asetnya aman. Jika terkena penyakit kritis, rumah dan mobil tidak perlu dijual. Kalaupun harus menjual aset karena butuh uang cepat, akan terganti ketika klaim penyakit kritis telah disetujui.
  3. Harga diri. Dengan uang tunai 1 miliar, harga diri terjaga karena tidak perlu meminjam uang kepada orang lain. Kalaupun harus meminjam, ada jaminan untuk membayarnya.
  4. Penghasilan. Dengan uang tunai 1 miliar, jika akibat penyakit kritis itu seseorang tidak mampu bekerja lagi, penghasilan untuk biaya hidup bisa tergantikan meski standar gaya hidup mungkin harus diturunkan.
  5. Impian. Dengan uang tunai 1 miliar, meski tidak punya penghasilan lagi, impian untuk menyekolahkan anak atau untuk memiliki sesuatu tetap bisa dilaksanakan.

Orang boleh memiliki banyak asuransi, tapi jika belum ada asuransi penyakit kritis dalam portofolio asuransinya, ia masih mungkin untuk bangkrut.

Warisan…

Tidak ada orang yang mau meninggalkan warisan hutang untuk keluarganya. Namun tidak mudah juga menyiapkan warisan uang yang banyak untuk keluarga. Satu satunya cara yang paling mudah dan cepat adalah melalui asuransi jiwa. Sejumlah uang pertanggungan dapat anda persiapkan dalam jumlah yang cukup agar bila anda harus terlebih dahulu pergi untuk selama lamanya, maka keluarga anda akan dapat tetap hidup layak.

Tabungan….

Asuransi = Menabung?? Secara harafiah saya tidak samakan asuransi dengan menabung. Menabung tidak bersifat mengikat, artinya kita bebas menyimpan dan mengambil uang kapan saja asalkan tidak melebihi batas saldo minimal yang sudah ditentukan oleh bank.
Sedangkan dalam asuransi terdapat kontrak antara perusahaan asuransi dan pemegang polis dimana pemegang polis wajib menyetorkan uang secara rutin sejumlah tertentu dalam jangka waktu tertentu. Bicara dari segi likuiditas asuransi memang lebih tidak fleksibel, namun bila tujuan kita menyimpan uang tersebut adalah untuk keperluan jangka panjang seperti untuk dana pendidikan anak atau untuk dana hari tua maka asuransi merupakan sarana yang tepat, mengapa? karena dengan terikat kontrak dengan perusahaan asuransi untuk membayar premi secara rutin maka kita akan menjadi lebih displin menyisihkan uang dan kita juga tidak tergoda untuk mengambil dan menggunakan uang tersebut untuk membeli keperluan yang tidak penting.

Untuk dana pendidikan anak, bila terjadi risiko pada pencari nafkah (meninggal atau cacat tetap total), maka dana pendidikan anak akan terus dapat berjalan hingga anak selesai pendidikan (sesuai kontrak dalam polis) tanpa harus membayar premi lagi, karena premi akan dibayarkan oleh perusahan asuransi. Bila hanya menabung, maka tabungan akan terhenti bila pencari nafkah tidak bekerja lagi, bahkan yang sudah ditabung akan habis untuk biaya hidup sehari-hari.
Bila kita hanya menabung, kemudian terjadi sebuah risiko seperti kecelakaan atau sakit bahkan meninggal dunia, maka tidak ada pergantian biaya rumah sakit atau santunan dana kecelakaan atau dana kematian dari pihak Bank, dana yang dapat kita ambil hanyalah sebesar saldo yang ada di tabungan. Sedangkan dalam berasuransi, bila terjadi risiko seperti sakit, kecelakaan, atau kematian maka perusahaan asuransi akan mengganti biaya tersebut atau mengeluarkan dana santunan kematian atau kecelakaan sesuai ketentuan yang ada dikontrak (catatan: risiko yang terjadi memenuhi persyaratan, tidak ada dalam pengecualian dalam polis asuransi) dan saldo investasi akan berjumlan tetap dan tidak akan dipotong apapun sehubungan klaim risiko tersebut.
Sebaiknya memilih mana, menabung atau berasuransi?

 

Salam,

Anna Wijayanti

5C924133/087775071705/mytapro@gmail.com

, , , , , , , , , , , , ,

  1. Leave a comment

Leave a Reply

Fill in your details below or click an icon to log in:

WordPress.com Logo

You are commenting using your WordPress.com account. Log Out /  Change )

Facebook photo

You are commenting using your Facebook account. Log Out /  Change )

Connecting to %s

%d bloggers like this: